top of page
Search
Writer's pictureMachine Vision Indonesia

5 Cara Membentuk Digital Mindset di Era Transformasi Digital


"Kenapa investasi teknologi di perusahaan saya tidak terlihat hasilnya? Kok saya tidak merasakan ada nilai tambah dari penggunaan teknologi?"


Pernahkah Anda mempertanyakan hal ini? Bisa jadi teknologi yang Anda beli sudah benar, tapi cara implementasinya ternyata salah sehingga kesannya teknologi tersebut tidak berguna.


Hal yang kami perhatikan dari perusahaan-perusahaan, terutama yang baru berada di tahap awal transformasi digital, ada satu kesamaan yang menghambat keberhasilan transformasi itu sendiri. Kesamaan ini tidak lain adalah mindset, pola pikir yang dimiliki orang-orang di dalamnya. Saat membicarakan transformasi digital alih-alih fokus pada “bagaimana”, mayoritas mereka terlalu fokus pada “kenapa”.


Kenapa harus melakukan transformasi digital?


Kenapa menggunakan teknologi ini?


Kenapa ini, kenapa itu?


Harusnya, mereka juga memikirkan “bagaimana” agar bisa melakukan transformasi digital yang berhasil dan menghasilkan nilai tambah. Mindset seperti ini yang perlu diubah. Digital mindset, pola pikir digital adalah sesuatu yang perlu dibentuk dan dimiliki terutama bagi para CEO, beriringan dengan melakukan transformasi itu sendiri.


“Perusahaan yang sukses beralih ke digital dipimpin oleh individu yang memiliki keyakinan dan pemahaman yang kuat tentang kekuatan teknologi untuk memberikan pertumbuhan dan peluang.”

Pola pikir digital bukan hanya sekedar kemampuan menggunakan teknologi. Sebaliknya, ini adalah seperangkat sikap dan perilaku yang memungkinkan orang dan perusahaan untuk meramalkan kemungkinan. Perusahaan, bagaimanapun, adalah tentang manusia. Oleh karena itu, agar perusahaan bisa berhasil, Anda harus memiliki orang yang tepat; orang-orang dengan digital mindset, yang ditandai dengan kemampuan untuk:


  • Memahami kekuatan teknologi untuk mendemokrasikan tim dan proses.

  • Beradaptasi dengan skala output dan mempercepat setiap bentuk interaksi dan tindakan.

  • Memahami dampak dari keterkaitan.

  • Menghadapi pergeseran dan gangguan dengan tenang.


Sangat penting untuk kita pahami bahwa melek digital tidak sama dengan memiliki pola pikir digital. Menjadi digital savvy hanya menunjukkan kemampuan seseorang untuk menggunakan teknologi tertentu dan memungkinkan mereka untuk mengembangkan pola pikir digital dengan lebih mudah, jika mereka mau melakukannya. Di era digital, bagaimanapun, memilih untuk tidak mengembangkan pola pikir digital malah akan merugikan.



Merangkum dari survei yang diadakan Accenture, berikut kesamaan yang dimiliki para pemimpin dengan digital mindset yang membantu mereka mencapai pertumbuhan yang lebih besar. Mulai dari praktik manajemen inti hingga pola pikir yang lebih berwawasan ke depan:


1. Mereka menemukan apa yang berhasil, dan menirunya. Mereka selalu mencari cara untuk menggunakan kembali teknologi di seluruh perusahaan mereka. Ketika mempertimbangkan setiap proses, para leader ini juga menanyakan proses lain apa yang mungkin bisa diselesaikan dengan memanfaatkan teknologi yang sama.


2. Para pemimpin ini melihat adopsi teknologi baru sebagai langkah strategis, bukan hanya untuk mendukung kegiatan operasional. 83% setuju bahwa penting untuk memisahkan data dari infrastruktur lama. Mereka melihat cloud tidak hanya sebagai pusat data. Melainkan sebagai katalisator untuk inovasi di seluruh bisnis.



3. Seorang pemimpin tidak mengambil sikap menunggu dan melihat. Berinvestasi pada teknologi yang tepat pada waktu yang tepat akan mendatangkan keuntungan besar.


4. Pemimpin sangat percaya pada peningkatan keterampilan karyawan secara terus menerus. Tujuannya adalah untuk menciptakan dan memungkinkan tenaga kerja yang mampu bekerja berdampingan dengan teknologi. Para pemimpin menggunakan teknologi untuk membuat pekerjaan lebih menarik sekaligus merealisasikan peningkatan efisiensi.


5. Para pemimpin tidak percaya pada batasan dalam hal teknologi dan potensi manusia. Dengan merangkul strategi teknologi yang dibangun di atas sistem yang tidak terbatas, adaptif, dan humanis, perusahaan mampu menjadi semakin gesit dan mampu berinovasi dalam skala besar dalam perusahaan.


Digital adalah tentang manusia dan juga tentang teknologi. Efisiensi, di Era Digital, adalah tentang menyatukan orang dan teknologi. Oleh karena itu, bagian penting dari operasi di lanskap saat ini adalah memiliki digital mindset, yang mampu memasukkan teknologi ke dalam peran sehari-hari dan mengambil nilai tambah darinya.


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page