Berbenah dari pandemi, banyak perusahaan yang telah ‘akrab’ dengan cara kerja yang baru. Hybrid work, virtual meeting, remote work telah sukses diterapkan berbagai perusahaan untuk menjaga produktivitas kerja karyawannya agar tetap efektif. Beberapa manufaktur tengah dalam proses digitalisasi, merevisi supply chain dan berusaha meningkatkan efisiensi operasionalnya. Beberapa hal tersebut memang penting, tapi tidak akan cukup untuk waktu sementara ini. Para CEO harus berhenti sejenak dan merenungkan kembali untuk mengambil perspektif yang lebih luas untuk masa depan perusahaan. Beberapa eksekutif perusahaan global telah membicarakan hal ini, dan mereka telah merangkumnya ke dalam 5 prioritas tren yang akan menavigasi masa depan. Beberapa diantaranya adalah:
Berpusat pada strategi sustainability Isu keberlanjutan lingkungan dan tata kelola sosial telah mempengaruhi cara kerja semua perusahaan dalam menjalankan bisnis, dan semakin meningkat beberapa tahun terakhir. Untuk membangun strategi sustainability yang benar, perusahaan harus memilah-milah mana isu masalah yang harus menjadi tanggung jawab perusahaan, dan mana isu sustainability yang menjadi scope tanggung jawab bisnis lain. Unilever misalnya, karena keseluruhan produknya menggunakan kemasan plastik, mereka berkomitmen untuk menghilangkan sampah plastik produknya dan menggunakan kemasan plastik yang 100% dapat didaur ulang.
Bertransformasi pada cloud Cloud pada manufaktur akan mempermudah pemanfaatan sumber daya seperti ERP yang mempercepat perolehan informasi dapat dilihat, diperbarui, dibagikan dan diterapkan kapan saja atau di mana saja. Sistem berbasis cloud juga lebih mudah untuk disesuaikan dan dikembangkan. Apalagi dalam industri retail, peran cloud berperan sangat penting dalam penurunan biaya. Hingga 58% para expert berpendapat sistem cloud mampu mengurangi biaya barang dan jasa. Baca juga: 3 Kemudahan Utama Kolaborasi Sharing Data di Perusahaan
Mengembangkan bakat karyawan Memberdayakan bakat karyawan tidak kalah pentingnya dari prioritas strategi manajerial dan fungsional teknologi. Bakat menjadi resource paling penting dalam kondisi global saat ini. Melatih karyawan, mengisi kesenjangan melalui pelatihan dan pengembangan akan memberikan karyawan pengalaman yang baik, dan sejalan lurus dengan memberikan hasil yang baik pada perusahaan. Seperti yang dilakukan PayPal, mereka berfokus untuk menciptakan pengalaman yang lebih baik bagi karyawan, termasuk melatih SDM-nya dalam mengukur dan memahami keterampilan dan scope pekerjaannya. Baca juga: Tiga Kunci Membangun Skill Karyawan Pasca Pandemi
Siap dengan cepat beradaptasi pada perubahan Jika saat pandemi merebak banyak perusahaan bergerak cepat untuk penyesuaian di berbagai keadaaan, saat inilah perusahaan harus memanfaatkan skill kecepatan itu. Mempertahankan kecepatan tersebut dengan merancangnya dalam organisasi sebagai antisipasi perubahan eksternal lagi. Perusahaan dapat memulainya dengan pertanyaan seperti “apa saja yang berpotensi menggeser permintaan dan perubahan perilaku konsumen? Bagaimana kita dapat bersiap menghadapinya?” Hal ini dimaksudkan untuk segera mengambil action plan selanjutnya dari banyak faktor yang dapat mentrigger kondisi perusahaan.
Berbekal dari kemampuan survive di masa pandemi, perusahaan harus mempertahankan kemampuan itu untuk mengembangkan bisnis. Kecepatan beradaptasi tersebut tidak boleh berhenti, harus tetap dilanjutkan. Kecepatan ini tidak hanya sekedar tentang cepat produksi dengan menghidupkan mesin lebih awal, namun untuk merancangnya agar bisnis berjalan lebih efisien, cerdas dan adaptable yang tinggi.
Komentar