Pernahkah terpikirkan bagaimana bisa seorang petinggi perusahaan yang tidak mempunyai bakat menyanyi dan akting tiba tiba menjadi bintang selebriti? Jack Ma, digambarkan sebagai Guru Gaptek Pendiri Raksasa E-Commerce Alibaba atau baru-baru ini Elon Musk, sosok jenius Tony Stark di kehidupan nyata berkat kreativitas dan visinya melalui teknologi yang ia kembangkan.
Menjadi CEO selebriti tentunya menguntungkan, namun pasti ada harga yang harus dibayar. Menguntungkan bagi perusahaan karena dapat meningkatkan harga saham dan citra perusahaan. Namun, CEO selebriti juga membawa risiko tersendiri. Hal ini mengakibatkan kesenjangan kinerja perusahaan yang sebenarnya dan yang diharapkan akan semakin besar, mengingat tingginya perhatian masyarakat ke perusahaan melalui CEO selebriti. Lebih lanjut jika CEO selebriti bertindak dengan cara yang kurang pantas, kemungkinan besar perusahaan akan menerima lebih banyak perhatian media dibandingkan perusahaan lain dengan masalah serupa.
Media menyoroti CEO selebriti tentunya tidak sembarangan. Para CEO selebriti ini memiliki ciri khas/keunikan sendiri yang akan menarik perhatian audiens. Awak media juga mengamati bagaimana CEO ini proaktif dalam taktik promosi diri yang bertujuan mendapatkan exposure dari masyarakat. Tak hanya itu saja, strategi yang mereka terapkan dalam perusahaan juga memainkan peran penting dalam menarik perhatian media untuk menjadi seorang CEO Selebriti.
Menjadi selebriti adalah hal yang cepat berubah, selebritas CEO mudah diperoleh dan mudah hilang, namun kesan yang didapat mampu bertahan lebih lama. Setiap hal masing-masing mempunyai kesan positif dan negatif. Jika anda menjadi CEO, apakah anda akan menikmati perhatian media terkait CEO selebriti, atau anda lebih suka bersembunyi dari pusat perhatian? Apakah alasannya? Share di kolom komentar dibawah yaa!
Source:
LSE Business Review: Why do some CEOs become celebrities while others don't?
Comments