Pandemi Covid-19 yang melanda seluruh dunia membuat perusahaan mempercepat transformasi digital. Bahkan banyak customer yang beralih online sehingga perusahaan harus mulai adaptif terhadap perubahan ini. Studi dari PwC menyatakan hampir 75% telah melakukan digitalisasi berkelanjutan dalam tiga tahun kedepan. Terbukti bahwa digitalisasi menjadi salah satu cara agar perkuat resiliensi di tengah krisis ekonomi.
Sementara dampak jangka panjang dari krisis ekonomi tidak ada yang mengetahui, operasi bisnis di seluruh negara terganggu karena pabrik dan bisnis tutup, transportasi terhenti, dan harga bahan bakar meroket. Namun dengan digitalisasi, dampak yang disebabkan tidak terlalu parah seperti saat krisis ekonomi global yang melanda pada tahun 2007-2008.
Kemampuan digitalisasi dengan meminimalkan gangguan dipercepat dengan predictive analytics dan big data yang mengantisipasi adanya alat produksi yang rusak, perkiraan ketersediaan bahan baku, dan penggunaan konsumsi energi di bagian produksi. Machine learning juga menggabungkan data secara real-time untuk membuat keputusan lebih cepat dan lebih mudah.
Digitalisasi yang nyata saat ini seperti Industrial Internet of Things (IIoT), memungkinkan manufaktur mengumpulkan dan menganalisis data dari aset, orang, dan tempat yang terhubung untuk memberikan informasi yang dapat ditindaklanjuti. Misalnya, dengan memanfaatkan manufacturing data platform, operator bisa memprediksi perawatan mesin, utilitas yang dapat dioptimalkan secara real-time, dan dapat dilakukan secara jarak jauh. Dengan integrasi melalui mesin dan sistem yang telah ada, perusahaan bisa membuat keputusan lebih cepat dan lebih mudah berbasis data.
Selain itu, digitalisasi pelatihan juga menjadi salah satu solusi. Seperti menggunakan learning management system yang dapat mengatur pelatihan pengembangan pekerja menggunakan satu platform. Tidak lupa bahwa keselamatan pekerja saat pelatihan menjadi utama dengan menggunakan Virtual Reality Training dan Augmented Reality Training. Hal ini bisa dilakukan dimanapun tanpa harus mengeluarkan biaya lebih untuk sewa tempat pelatihan, pelatih ataupun peralatan.
Digitalisasi membuktikan bahwa mampu meningkatkan kinerja, produktivitas, dan menghemat biaya pada saat krisis ekonomi. Bahkan digitalisasi mampu meningkatkan produktivitas sebanyak 25%.
Dengan menghubungkan keberlanjutan ke dalam strategi digitalisasi dan memanfaatkannya sebagai pendorong inovasi, dan bisnis dapat mengamankan keunggulan kompetitif. Model bisnis yang mampu beradaptasi, otomatis dan berbasis data akan menjadi masa depan industri.
Pada akhirnya, perusahaan dapat meningkatkan prediktabilitas, mempercepat smart manufacturing, dan pengurangan biaya. Perusahaan harus memikirkan kembali dan mempercepat strategi digitalisasi untuk meningkatkan resiliensi dan mengoptimalkan proses bisnis di waktu yang sama.
Comments