Misi “Making Indonesia 4.0” yang dicanangkan sejak April 2018 semakin gencar diwujudkan. Kementerian Perindustrian sebagai leading sector telah merumuskan empat program kerja utama bagi industri di Indonesia.
Program pertama yaitu meningkatkan kualitas SDM yang kompeten dalam bidang industri. Untuk itu Kemenperin membangun sekolah vokasi industri berbasis kompetensi yang diadopsi dari Swiss dan Jerman. Kemenperin juga membangun politeknik dan akademi komunitas berbasis industri serta perluasan jaringan pelatihan antara SMK dengan industri.
Meningkatkan investasi di industri tekstil, kimia dan farmasi menjadi program kerja kedua Kemenperin. Industri kimia dan farmasi sebagai industri padat modal perlu peningkatan investasi untuk pengembangan jalannya industri.
Program ketiga yakni memperkenalkan peta jalan “Making Indonesia 4.0” ke seluruh dunia dan mendorong investasi untuk meningkatkan kemampuan manufaktur dan pengembangan infrastruktur digital. Salah satu strateginya adalah kerja sama Indonesia dengan Jerman dalam Hannover Messe 2020 di mana Indonesia menjadi negara partner resmi. Pemerintah pun fokus mendorong sektor manufatur untuk bertransformasi ke ranah digitalisasi hingga industri 4.0.
Yang keempat adalah mengembangkan wirausaha baru. Sasaran Kemenperin tidak hanya industri skala besar, tetapi juga industri kecil menengah. Upaya pemerintah mendorong munculnya start up dan pengembangan IKM salah satunya melalui program e-Smart IKM. Program ini berlangsung sejak 2017. Hingga sekarang, workshop e-Smart IKM ini telah diikuti oleh lebih dari 10ribu peserta dengan total transaksi penjualan yang dihasilkan Rp 3,27 miliar.
Agus Gumiwang Kartasasmita, Menteri Perindustrian periode ini berkomitmen melanjutkan program prioritas Kemenperin yang telah dijalankan oleh menteri sebelumnya. Selain empat program tersebut, Menperin Agus juga ingin mendorong percepatan penggunaan energi terbarukan di sektor industri. Untuk memperluas pasar sektorindustri, Kemenperin saat ini sedang berusaha memperkuat kerja sama bilateral dengan negara-negara yang dinilai potensial.
Source:
Comments