top of page
Cari
Gambar penulisMachine Vision Indonesia

Investasi Teknologi Selamatkan Levi’s dari Rugi



Levi's. Rasanya tidak ada orang yang tidak mengenal brand pakaian asal Amerika satu ini. Sejak tahun 1853 Levi's sudah memproduksi pakaian berbahan jeans. Hingga hari ini Levi’s telah memiliki 500 gerai yang tersebar di lebih dari 100 negara di dunia.


Sebagai bisnis ritel, Levi’s harus sigap mengikuti perubahan perilaku konsumen. Memahami tren, cara berbelanja dan kemauan konsumen. Belum lagi dengan adanya COVID-19 sejak awal 2020, cara konsumen berbelanja mendadak berubah drastis. Penutupan serentak pusat perbelanjaan dan toko karena adanya kebijakan physical distancing membuat konsumen beralih ke belanja online. Hal ini memaksa banyak retailer untuk beradaptasi, beralih ke transaksi online dalam sekejap. Perubahan drastis ini menjadi tantangan, bahkan bagi Levi’s sekalipun.


Namun sebelum pandemi menyerang dunia, Levi’s telah sigap mengikuti perkembangan teknologi sebagai upaya untuk memberi value dan pengalaman pelanggan yang lebih baik. Brand pakaian yang berbasis di San Fransisco ini telah berinvestasi di teknologi digital seperti artificial intelligence (AI) dan analitik prediktif sejak 2019.



Berkat AI, Levi’s bisa bereaksi dengan cepat saat konsumen berbondong-bondong beralih ke e-commerce ketika wabah COVID-19 menyerang. Kedua teknologi ini dimaksimalkan untuk memperoleh insight mengenai kapan dan bagaimana promosi harus dijalankan. Salah satu campaign untuk Levi’s Eropa pada bulan Mei lalu diluncurkan menggunakan informasi yang dikumpulkan dari AI. Hasilnya? Penjualan meningkat jadi lima kali lipat lebih tinggi dibandingkan tahun 2019. Pemanfaatan AI pada proses bisnis Levi’s memberi mereka kemampuan untuk dengan cepat mengubah data dan fakta yang ada menjadi tindakan. Memanfaatkan AI bersama dengan para ahli mereka untuk mendorong hasil yang lebih baik.


Selain itu, Levi’s juga menyediakan aplikasi yang bisa diunduh di smartphone. Saat COVID-19 menyerang dan membuat banyak orang harus terkurung di rumah, Levi’s memanfaatkan keberadaan aplikasi ini tak hanya untuk memenuhi permintaan penjualan dan memudahkan akses konsumen, tapi mereka juga menggunakan cara-cara kreatif untuk tetap terhubung dengan konsumen selama pandemi.


Berkat upayanya memaksimalkan penggunaan teknologi untuk memberikan value bagi konsumen, Levi’s mendulang pendapatan bersih sebesar USD 27 miliar di kuartal ketiga 2020 setelah sebelumnya rugi di kuartal kedua 2020. Keuntungan di kuartal ketiga ini 52% bersumber dari penjualan e-commerce.


Artikel ini merupakan rangkaian dari seri Machine Vision Inside Factory Vol. 2. Untuk membaca artikel dari seri Inside Factory Vol. 1, silahkan download di sini

Postingan Terakhir

Lihat Semua

Comments


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page