top of page
Search

Mengapa Konsumsi Energi Pabrik Meningkat Saat Lonjakan Produksi?

Writer: Machine Vision IndonesiaMachine Vision Indonesia

Industri manufaktur sering mengalami lonjakan produksi pada periode tertentu, seperti menjelang hari raya atau saat permintaan pasar meningkat. Salah satu contoh nyata adalah selama bulan Ramadhan, di mana industri makanan & minuman mengalami lonjakan permintaan yang signifikan. Akibatnya, konsumsi energi dalam proses produksi meningkat tajam. 


Menurut International Energy Agency (IEA), sektor industri menyumbang lebih dari 30% dari total konsumsi energi global. Jika permintaan produksi yang meningkat tidak diimbangi dengan strategi manajemen energi, biaya operasional bisa meningkat dan dampak di lingkungan semakin besar. Lalu, apa saja penyebab utama peningkatan konsumsi energi saat produksi meningkat? 


Faktor Penyebab Peningkatan Konsumsi Energi saat Produksi Meningkat

  1. Peningkatan Penggunaan Mesin Produksi

Saat permintaan meningkat, pabrik harus mengoperasikan mesin lebih lama atau bahkan menambah kapasitas produksi. Mesin yang bekerja dengan intensitas tinggi menggunakan lebih banyak listrik, baik untuk operasional utama maupun komponen pendukung seperti motor, kompresor, dan sistem pendingin. 

  1. Kebutuhan Pendinginan dan Pencahayaan Ekstra 

Industri makanan, farmasi, dan tekstil sering kali membutuhkan kontrol suhu yang ketat. Saat produksi meningkat, sistem pendingin bekerja lebih keras untuk menjaga kualitas bahan baku dan produk akhir. Selain itu, operasional 24 jam atau tambahan shift kerja memerlukan pencahayaan ekstra, yang berkontribusi pada kenaikan konsumsi energi. 

  1. Perubahan Shift Kerja dan Lembur

Untuk memenuhi lonjakan permintaan, banyak pabrik menambah shift kerja atau meminta karyawan untuk lembur. Ini berarti mesin dan peralatan listrik lainnya beroperasi lebih lama, sehingga konsumsi energi meningkat signifikan. 

  1. Kurangnya Optimasi Efisiensi Energi

Lonjakan produksi sering kali dilakukan dalam kondisi mendesak tanpa perencanaan matang terhadap efisiensi energi. Penggunaan mesin yang tidak optimal, proses produksi tidak terkoordinasi, dan kurangnya pemantauan real-time dapat menyebabkan pemborosan energi yang sebenarnya bisa dikurangi. 


Dampak Lonjakan Konsumsi Energi terhadap Biaya dan Lingkungan

  • Biaya Operasional Meningkat

Penggunaan listrik yang lebih tinggi berdampak langsung pada biaya produksi. 

  • Beban Jaringan Listrik

Jika banyak industri meningkatkan kapasitas produksi secara bersamaan, jaringan listrik bisa mengalami tekanan, yang berisiko menyebabkan pemadaman atau lonjakan tarif listrik. 

  • Dampak Lingkungan

Peningkatan konsumsi energi berarti lebih banyak emisi karbon, yang berkontribusi pada perubahan iklim dan pencemaran udara. 


Bagaimana Digitalisasi dan Smart Manufacturing Membantu Efisiensi Energi? 

  1. Energy Monitoring System 

Sistem memungkinkan perusahaan memantau konsumsi energi secara real-time. Dengan data yang akurat, industri dapat identifikasi area pemborosan dan menerapkan strategi untuk menghemat energi tanpa mengganggu produktivitas. Energy Monitoring System membantu perusahaan memahami pola konsumsi energi dan mengoptimalkan penggunaan nya. 


Energy Monitoring System dapat memantau berbagai jenis energi dalam proses produksi, termasuk listrik, gas industri, air dan uap, serta bahan bakar. 

Fitur Energy Monitoring System MV 

  • Real-Time Monitoring & Analytics, pemantauan langsung dan analisis data untuk pengambilan keputusan cepat. 

  • Automated Alerts & Notifications, peringatan otomatis jika ada anomali konsumsi energi

  • One Line Diagram, visualisasi aliran energi untuk analisis lebih mudah

  • Historical Data & Trend Analysis, analisis tren konsumsi energi untuk optimasi jangka panjang.


2. IoT dan Otomatisasi dalam Produksi

IoT memungkinkan integrasi sensor ke dalam peralatan produksi untuk mengatur konsumsi energi secara otomatis. Misalnya, mesin dapat beroperasi dengan daya lebih rendah saat beban kerja menurun atau pencahayaan dapat disesuaikan berdasarkan keberadaan pekerja. 


  1. AI dalam Manajemen Produksi 

Kecerdasan buatan dapat digunakan untuk memprediksi permintaan pasar dan mengoptimalkan jadwal produksi agar lebih hemat energi. Dengan algoritma yang tepat, AI dapat membantu menentukan kapan mesin harus bekerja pada kapasitas penuh dan kapan harus beroperasi lebih efisien. 


Kesimpulan

Lonjakan produksi tidak bisa dihindari, terutama saat permintaan pasar meningkat seperti selama bulan Ramadhan atau menjelang hari raya. Namun, peningkatan konsumsi energi yang menyertainya dapat dikendalikan dengan strategi digitalisasi yang tepat. 

Dengan menerapkan Energy Monitoring System, IoT, dan AI dalam manajemen produksi, industri dapat menghemat energi, mengurangi biaya operasional, serta berkontribusi terhadap keberlanjutan lingkungan. 


Optimalkan Penggunaan Energi dengan Energy Monitoring System

Apakah industri Anda mengalami lonjakan konsumsi energi saat produksi meningkat? Hubungi kami sekarang untuk mulai implementasi Energy Monitoring System yang dapat membantu optimalkan penggunaan energi dan meningkatkan efisiensi produksi Anda! 

Komentáře


Ready to digitally transform your company? 

Discuss with us how our solution enables future digital growth in your company 

Screenshot_2022-11-14_at_11.54.24_AM-removebg-preview.png
bottom of page