Di dunia pasca-pandemi, (bahkan saat ini pun kita sudah bisa lihat) paradigma di industri manufaktur yang bergeser. Para leader manufaktur akan dihadapkan pada tiga rintangan besar yaitu kepegawaian, proses produksi dan teknologi.
Masalah pertama menyangkut kepegawaian. Perusahaan akan semakin sulit mencari karyawan dengan skill mumpuni yang mampu memahami dan meningkatkan bisnis mereka. Proses operasional -produksi- juga memerlukan pembaruan. Sejak pandemi, permintaan konsumen banyak berubah. Mereka menginginkan produk yang dipersonalisasi yang bisa cepat berada di tangan mereka. Sistem low-variety, high-volume (LVHV) yang ada saat ini sudah tidak mampu memenuhi harapan pelanggan baik dari segi kecepatan maupun personalisasi (custom-made).
Selain kedua tantangan di atas, satu lagi yang mungkin menurut kita paling tricky dan sulit adalah masalah teknologi, terutama yang berkaitan dengan pemasaran dan distribusi modern. Kenapa harus yang berkaitan dengan pemasaran? Brand saat ini bukan lagi pusat dari sebuah pemasaran. Pemasaran saat ini berpusat pada kebutuhan pelanggan. Kita tidak lagi berbicara mengenai bagaimana brand bisa membuat konsumen terlihat eksklusif, mewah, atau keren, melainkan bagaimana brand ini mampu membantu pelanggan memenuhi kebutuhan mereka, menjawab apa yang mereka mau. Salah satu perusahaan yang bisa menjawab tantangan ini yaitu Tesla. Pelanggan Tesla tidak hanya dapat memesan mobil secara online, tetapi mereka juga dapat membayar dengan cryptocurrency jika mereka mau.
COVID-19 hanya mempercepat laju perubahan. Dan ketika bicara penjualan, sistem Direct-To-Consumer telah mengatur ulang paradigma untuk setiap bisnis, termasuk manufaktur khususnya FMCG. Kini layanan belanja dari rumah menjadi norma setiap bisnis dan industri manufaktur harus sigap menanggapinya.
Sama seperti transformasi digital di lingkup shop floor, transformasi digital di lingkup pemasaran juga butuh utilisasi data. Alih-alih membuat 1.000 produk dan berharap retailer akan menemukan pembeli untuk 999 di antaranya, Anda sebagai produsen harus memanfaatkan kemampuan pemasaran modern untuk mengidentifikasi setiap pembeli dan menyediakan barang yang tepat untuk orang itu saja. Untuk mengetahui itu, kita butuh data, actionable data.
Jika dulu data pelanggan hanya dimiliki oleh pihak yang paling dekat dengan end consumer, kini perusahaan manufaktur juga harus mengelola database tersebut karena ini adalah satu-satunya cara untuk meningkatkan ROI pemasaran. ROI ini dapat ditingkatkan secara signifikan dengan mengumpulkan data, dan kemudian terhubung dengan setiap pelanggan menggunakan langkah-langkah ini:
Sediakan pengalaman multi-channel yang konsisten
Pelanggan berinteraksi dengan brand lewat banyak cara mulai dari situs resmi, e-commerce, call center, dan lain-lain. Inilah kenapa customer data platform (CDP) sangat penting untuk manajemen multi-channel yang efektif. CDP memusatkan dan mengelola catatan terkini dari setiap sentuhan pelanggan, di mana pun itu terjadi. Jadi ketika pelanggan terdeteksi berada di lokasi dekat dengan toko, misalnya, Anda bisa mengirimkan penawaran agar mereka tertarik untuk membeli.
Lakukan investasi martech yang kuat dan reliabel
Membeli teknologi demi teknologi tidak hanya mahal, tapi juga boros. Satu-satunya cara untuk mencapai ROI dari pembelian teknologi adalah dengan mengaitkannya langsung ke tujuan pendapatan yang terdefinisi dengan baik dengan KPI yang kuat.
Berikan layanan yang melebihi ekspektasi pelanggan
Seperti yang dijelaskan di atas, ROI pemasaran membutuhkan pengetahuan pelanggan dan teknologi yang kuat. Langkah-langkah ini dapat ditingkatkan secara signifikan dengan bantuan machine learning. Dengan data yang tepat, machine learning akan menghasilkan model prediktif yang bisa menyenangkan pelanggan. Di mana pun pelanggan muncul di ekosistem pemasaran, machine learning dapat menggunakan interaksi itu untuk meningkatkan pesan dan peluang tindakan.
Demokratisasi data di seluruh bisnis
Data, di era transformasi digital seperti ini adalah aset berharga yang harus dimanfaatkan dengan segala cara, termasuk lintas fungsi. Jika pelanggan menghubungi layanan pelanggan dengan masalah, mereka yang bertugas harus sudah tahu apa yang dibeli pelanggan dan kapan, bersama dengan lokasi orang itu, riwayat pembelian, interaksi sebelumnya dan semua yang diperlukan untuk menciptakan interaksi yang dipersonalisasi.
Untuk memperoleh ROI pemasaran yang maksimal, penting untuk jujur dalam setiap aspek pengalaman pelanggan. Di dunia sekarang ini ada terlalu banyak informasi, terlalu banyak hard selling, dan kontak yang tidak cukup jujur. Jangan biarkan pelanggan Anda berbicara dengan komputer, mereka butuh interaksi asli dengan manusia, bukan cookie atau bot.
Artikel ini menyadur dari tulisan David Hegarty di Industry Today
Comments