Kita tahu bahwa pelatihan karyawan merupakan hal krusial dalam menjalankan fungsi bisnis sebuah perusahaan. Karyawan yang terlatih, yang memiliki skill cenderung menampilkan performa lebih baik dalam proses penyelesaian pekerjaannya sehari-hari serta lebih sigap dalam mengambil keputusan yang tepat.
Pelatihan yang disampaikan dengan tepat meningkatkan tak hanya kemampuan karyawan, tapi juga performa perusahaan. Perusahaan yang berinvestasi pada pelatihan karyawan serta mengelolanya dengan baik dapat menghasilkan profit yang lebih tinggi dibanding perusahaan yang tidak menyediakan pelatihan bagi karyawannya.
Di era revolusi industri 4.0 ini, perubahan terjadi secara cepat. Perusahaan harus terus melakukan perbaikan agar bisa terus berkembang, tetap kompetitif dan relevan di tengah perubahan. Perbaikan tak hanya dilakukan dari sisi mesin, tetapi juga dari sisi karyawan. Yang mana di era sekarang, karyawan menjadi bagian perusahaan yang tidak kalah penting. Skill upgrading karyawan harus menjadi kegiatan yang rutin dilakukan dalam rangka mewujudkan continuous improvement di perusahaan.
Untuk itu, peningkatan skill karyawan ini dapat dilakukan dengan mulai menjadikan kegiatan belajar sebagai budaya perusahaan. Pembentukan budaya belajar ini dimaksudkan untuk mendorong setiap karyawan agar aktif memperluas pengetahuan, keterampilan dan kompetensi yang mampu meningkatkan kinerja dan mendorong inovasi di perusahaan.
Keuntungan lain dengan adanya budaya belajar ini adalah dapat membantu perusahaan dan karyawan beradaptasi di tengah perubahan yang terjadi secara cepat di industri. Terutama saat pandemi seperti sekarang, dimana banyak perubahan drastis terjadi di seluruh lapisan bisnis.
Di tengah pandemi ini, banyak perusahaan yang mulai melirik transformasi digital sebagai solusi untuk bisa bertahan dari terjangan krisis. Namun masalah yang sering terjadi di lapangan adalah tidak siapnya sumber daya manusia untuk bekerja bersanding dengan teknologi baru akibat dari kurangnya informasi dan pengetahuan mereka. Dampaknya, perusahaan membutuhkan upaya lebih untuk melatih karyawan agar bisa mengoperasikan teknologi tersebut, atau bahkan merekrut orang baru yang paham dengan teknologinya.
Mari kita bayangkan seandainya sebuah perusahaan proaktif dalam membangun budaya belajar ini. Kita menyadari bahwa di masa depan semua akan berubah. Akan ada ilmu baru, teknologi yang lebih canggih, penemuan baru serta inovasi-inovasi lainnya. Jika perusahaan menanamkan budaya belajar dan mendorong para karyawannya untuk proaktif mempelajari keterampilan baru, membiarkan mereka mengeksplor pengetahuan tentang teknologi baru dan melakukan inovasi-inovasi yang dapat meningkatkan kinerja mereka, maka perusahaan akan lebih cepat beradaptasi dengan perubahan kondisi bisnis. Karyawan pun tidak perlu khawatir akan tergantikan oleh mesin karena mereka telah memiliki keterampilan lain yang bisa mendukung pekerjaan yang tergantikan oleh teknologi.
Membangun budaya perusahaan yang fokus pada pembelajaran mungkin dianggap tidak penting, kecuali bagi perusahaan-perusahaan yang ingin mempertahankan dan merekrut talenta-talenta terbaik. Orang-orang seperti ini umumnya lebih tertarik dengan perusahaan yang mewadahi dan menjamin pengembangan skill yang mereka miliki. Banyak juga penelitian yang menyatakan bahwa karyawan yang diberi keleluasaan untuk belajar, mengambil kursus untuk memajukan diri mereka sendiri cenderung lebih memiliki kepuasan dalam bekerja, mampu bergerak maju dalam karir mereka dan tidak ragu berbagi pengetahuan mereka untuk kesuksesan perusahaan.
Referensi:
Comments