Picture source: Nike.com
Nike, siapa yang tidak mengenal brand sportswear satu ini? Di tengah pandemi seperti ini, sportswear bukan merupakan kebutuhan utama yang dibeli masyarakat. Selain itu, segala kompetisi olahraga ditunda demi menekan dampak yang terjadi akibat COVID-19. Maka dari itu, sudah jelas apabila Nike dan kompetitornya menjadi salah satu industri yang mengalami penurunan penjualan akibat pandemi Coronavirus.
Pada pertengahan Februari, Nike terpaksa menutup gerainya di Cina, yang merupakan salah satu pasar utamanya. Kemudian berlanjut ke Amerika dan Eropa. Karena hal ini, nilai saham Nike terjun sebesar 40%.
Namun kepanikan investor mereda setelah Nike menerbitkan laporan fiskal, yang seketika meningkatkan kembali nilai saham Nike hampir setengah dari jumlah penurunan 40%. Dalam laporan tersebut menunjukkan penjualan Nike yang meningkat 7% setelah adanya penyesuaian kurs.
Bagaimana bisa penjualan Nike meningkat di tengah pandemi ini?
Tetap Terhubung dengan Konsumen
Selama wabah berlangsung, Nike mendorong permintaan melalui aplikasi dan Nike Training Club untuk membantu konsumen agar tetap aktif berolahraga bahkan ketika mereka terjebak di rumah. Melalui strategi tersebut, keterlibatan konsumen meningkat 80% selama kuartal ketiga. Penjualan digital untuk pasar Cina melonjak lebih dari 30%.
Dengan meredanya wabah yang terjadi di Cina, 80% pertokoan mulai buka kembali dalam beberapa minggu terakhir, menyebabkan penjualan di beberapa lokasi kembali meningkat seperti tahun sebelumnya. Strategi tersebut sukses diterapkan di Cina dan dijadikan pedoman bagi perusahaan untuk memulihkan penjualan di AS, Eropa, dan tempat-tempat lain dimana wabah COVID-19 masih berlangsung.
Memanfaatkan Digitalisasi
Pada 2017, Nike meluncurkan Consumer Direct Offense, sebuah strategi yang mencakup pengurangan karyawan, mengorganisir kembali perusahaan, dan fokus pada saluran penjualan langsung ke konsumen serta mitra ritel utama. Strategi itu telah membantu Nike mempercepat pertumbuhannya dan menyebabkan lonjakan stok sebelum pandemi COVID-19 meletus. Tidak ada strategi yang lebih sukses daripada strategi inisiatif digital. Nike melakukan investasi besar-besaran untuk aplikasi dan situs mereka untuk meningkatkan engagement, permintaan dan penjualan online.
Dengan banyaknya toko yang tutup selama masa pandemi, penjualan digital menjadi jalan satu-satunya di kala lockdown berlangsung. Investasi Nike terhadap teknologi digital terbayarkan dengan meningkatnya penjualan digital. Dalam kuartal tiga ini, lebih dari 20% total keuntungan berasal dari penjualan digital.
Kembangkan Partner Bisnis
Meskipun penjualan digital memberikan persentase keuntungan yang paling besar, Nike juga tetap memiliki partner ritel online dan offline yang tersebar di seluruh dunia. Bahkan beberapa partner telah bekerja sama dengan Nike dalam waktu yang lama. Partner bisnis ini yang membantu Nike untuk tetap bertahan di tengah tantangan yang sedang terjadi.
Sumber:
Comments