Pandemi COVID-19 telah menunjukkan betapa rentannya supply chain industri manufaktur di seluruh dunia. Pandemi mempengaruhi segala hal mulai dari produksi dan transportasi hingga permintaan pasar. Dikarenakan pembatasan sosial, banyak pekerja terpaksa tinggal di rumah sehingga pekerjaan terkait produksi yang tidak bisa dilakukan secara remote jadi terhambat. Bersamaan dengan itu, pembatasan perjalanan menyebabkan terhambatnya proses pengiriman barang. Masalah-masalah ini mendisrupsi banyak aspek produktivitas manufaktur. Ditambah dengan perubahan permintaan konsumen, panic buying, dan berkurangnya kebutuhan akan barang-barang tertentu, para pemain di manufaktur terpaksa menyesuaikan supply chain mereka untuk mengakomodasi dampak pandemi yang dialami.
Salah satu langkah paling signifikan yang dapat diambil para pemimpin di industri manufaktur untuk mengimbangi tantangan yang ditimbulkan oleh COVID-19 adalah dengan menggunakan data analytic dan business intelligence yang ditargetkan untuk mendapatkan pemahaman yang jelas tentang data produksi, permintaan, dan produktivitas dari seluruh shop floor dan supply chain. Dengan pengawasan dan pemahaman data dari semua area bisnis, Anda dapat mengidentifikasi dan mengurangi inefisiensi, meningkatkan produktivitas, dan membuat rencana penawaran dan permintaan yang kuat untuk menghemat biaya.
Data juga merupakan sumber daya yang sangat berharga ketika dibagikan dalam ruang industri yang lebih luas. Data, jika dikelola dengan benar dapat digunakan untuk membantu perusahaan bersaing dalam skala global. Memiliki akses ke data industri, serta informasi internal mampu menempatkan sebuah manufaktur pada posisi terbaik untuk merespons dan bereaksi terhadap pengaruh dan tantangan eksternal seperti COVID-19, serta memberi para pemimpin bisnis pengetahuan yang dibutuhkan untuk membuat keputusan yang lebih terinformasi dan lebih cepat terkait aktivitas di supply chain.
Henkel merupakan salah satu contoh manufaktur produsen consumer goods yang mengoptimalkan utilisasi data analytics untuk menavigasi krisis akibat pandemi. Mereka memanfaatkan software data analitik untuk membuat laporan dan menganalisis data real-time, menghasilkan peningkatan efisiensi operasional dan supply chain.
Namun, Henkel tidak hanya menerapkan data analytics untuk analitik menanggapi krisis saja. Mereka telah mengembangkan budaya data yang kuat di antara para karyawannya. Mereka menekankan bahwa ketika digunakan sebagai bagian dari operasi harian dalam shop floor, data sangat penting untuk mengubah cara kerja dan menawarkan manfaat dari segi waktu, biaya, dan produktivitas dalam jangka panjang.
Tidak diragukan lagi, pandemi COVID-19 mengungkap kerentanan dalam supply chain manufaktur selama satu setengah tahun terakhir. Namun, seperti yang ditunjukkan oleh manufaktur yang mengedepankan penggunaan data seperti Henkel, efisiensi dan penghematan biaya dapat ditingkatkan bahkan di tengah situasi yang naik turun seperti sekarang. Jika sebuah perusahaan manufaktur ingin mempercepat pemulihan bisnis mereka, mulai mengelola dan mengolah data yang baik akan sangat membantu dalam mempercepat proses pengambilan keputusan yang tepat dan akurat.
Artikel ini menyadur dari tulisan The role of data in manufacturing’s post-pandemic recovery di The Manufacturer
Comments